Rabu, 20 Januari 2016

Tata-Tata Cara Dalam Berdo’a



Tata Cara Dalam Berdo’a

Dalam berdo’a itu memiliki tatacara yang diisyaratkan oleh al-Qur’an, seperti TADHARU’ (rendah Diri), KHASYYAH (takut), SUKUUN (penuh ketenangan dan HUSNUL ADAB MA’AL HAQ TABAARA KA WA TA’AALA (penuh kesopanan pada Allah)
Tata Cara Yang Dicintohkan Rasulullah SAW
a.      Menggangkat kedua telapak tanggan, ketika berdoa’a dan mengusapkannya ke wajah dalam hadis dijelaskan :
Artinya : jngan lah kamu menutup tembok. Siapa yang melihat buku saudaranya tanpa ada izin sebelumnya, maka ia sesungguhnya melihat ke api neraka, bila memohon kepada Allah , maka angkatlah kedua telapak tangganmu, jangan dengan cara membaliknya, dan bila selesai berdo’a maka usapkanlah pada wajahmu,”ucap Rosulullah yang dituturkan kembali oleh Ibnu Abbas RA,(H.R.Abu Daud)
b.      Menghadirkan hati dan yakin do’anya akan dikabulkan.
Dalam hadis dijelaskan.
Artinya : “berdo’alah kalian kepada Allah. Dan yakinlah bahwa do’amu itu akan dikabulkan-Nya. Ketahuilah, bahwa Allah tidak akan mengkabulkan do’anya orang yang lalai,”ucap Rosulullah SAW. Dituturkan kembali oleh Abu Hurairrah ra.(H.R Thurmudzi).
c.       Mengawali do’a dengan ucapan Alhamdulillah dan solawat dan ,menyelingi dan meyudahinya membaca solawat Nabi,
“Rasulullah SAW suat ketika mendengar seorang berdo’a tapi tanpa mengiringi dengan solawat padanya,”kata Fadhaalah Bin Abi ‘Ubaid ra. “sesungguhnya orang ini tergesah gesah ,”ucap Rosulullah SAW. Berkomentar lalu orang itu dipanggil dan dinasehati :”dan bila kamu mau berdo’a, maka mulailah dengan membaca hamdallah dan memuji-Nya. Lalu baca solawat atas Nabi SAW. Setelah itu, berdo’alah semaunya.” (Hadis ini dikeluarkan oleh Asha abus Sunah)
Dihadis lain dijelasakan :
Artinya : do’a itu terhenti diantara langit dan bumy, tidak dapat nail sampai dibacakan  solawat atasku.karena itu ,janganlah engkaiu jadikan aku sebagai yang tidak berguna.bacalah solawat diawal do’amu, ditengah atau diahirnya.
d.      Mengahiri dengan ucapan Amiin.
Abu Musbih Al-Qura’i meriwayatkan, dari Abu Zuhairah. Ra. Pernah kami jalan bersama Rosulullah SAW. Pda suat malam ,kami melewati seseorang yang sedang berdo’a dengan khusyu’. Rasulullah pun berhenti, mendengar do’a lelaki itu . “katakan hendaknya ia menutupi do’a nya dengan sesuatu yang baik untuk berharap.”katanya. “bagaimana caranya?”jawab beliau , lalu Rosulullah SAW. Pun  meninggalkan tempat itu. Dan , seorang menghampiri  lelaki itu, mengaparkan pesan dari Rosulullah SAW. (H.R. Abu Daud).
e.      Dengan tenang dan suara pelan.
Abu Musa ra. Pernah meriwayatkan, bahwa ia pernah berjalan bersama dengan Rasulullah SAW. Di suat tempat ditemukan sekelompok orang membaca takbir dengan suara keras yang berlebihan. Rasulullah SAW. Pun berhenti, seraya bersabda: “wahai manusia, sayangilah dirimusesungguhnya, bukanlah kamu menyeru pda dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, dekat dengan mu. Ia lebih dekat dari tali kendali kendaraanmu”(hadis ini dikeluarkan oleh limaAsabusSunan Kecuali Anas)
f.        Memakai kalimat yang singkat. Tapi dalam artinya.
Dalam sabdanya Rosulullha dijelaskan :
“Rasulullah SAW, itu lebih senang pada do’a dengan kalimat yang luas maknanya, dan meninggalkan selain itu” ucap Aisyah ra.
g.      Mengulangi do’a dan istighfar 3 x
“Rasulullah SAW, lebih senang mengulangi setiap do’a dan istighfar sebanyak 3 X, “kata ibnu Mas’ud ra. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk membaca istighfar sebanyak 70 X.
h.      Jangan meminta segera terkabul.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW .pernah bersabda “Do’a seseorang akan mudah dikabulkan-Nya, apabila ia tidak tergesah-gesah. Misalnya ia berkata : aku telah berdo’a kok tidak pernah dikabulkan-Nya?”(Hadis keluarkan oleh Ashaabus Sittah, kecuali Nasa’i)
i.        Jangan berdo’a soal keburukan.
“jangan lah kamu mendo’akan dirimu, putrs-putrimu, para pembantumu, dan harta kekayaanmu, dengan do’a keburukan.sia[pa tahu , waktu itu bertepatan dengan saat dikabulkannya setiap do’a tentu, kamu akan merugi karenanya,”sabda Rasulullah SAW. Yang dituturkan kembali oleh jabir ra. (H.H Abu Daud).
j.        Memulai dengan diri sendiri, baru untuk orang lain.
“sabda Nabi SAW. Jika mendoakan seseorang, maka, beliau memulai berdo’a untuk dirinya sendiri”kata Ubay bin Ka’ab ra (diriwaayatkan oleh Thurmudzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar